IMAN KEPADA ALLAH SWT

MAKALAH HADIST
IMAN KEPADA ALLAH SWT











Disusun Oleh :
NURIANSYAH
Nim. 0855030




DEPARTEMEN AGAMA
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS (PBI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) CURUP
2009


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Islam adalah agama samawi terakhir yag diwahyukkan oleh Allah SWT kepada utusan-Nya, Muhammad SAW, untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia di dunia. Agama Islam bersifat universal dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya dan kedudukan manusia di hadapan Tuhan, tetapi juga memberikan tuntunan bagaimana manusia berhubungan dengan sesamanya, dan bagaimana kedududukan manusai di tengah-tengah alam semesta ini.
Dalam agama teistik, konsep Tuhan merupakan inti dari keimanan, ajaran dan praktik. Konsep Tuhan menetapkan apa yang diakui oleh penganutnya sebagai halal atau sebaliknya. Ia membentuk sikap para penganutnya terhadap orang lain yang mereka cap sebagai “golongan yang tidak beriman”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Yang dimaksud Dengan Iman?
2. Apakah Iman Kepada Allah SWT itu?
3. Apakah Sifat-sifat Allah SWT?

C. TUJUAN
1. Memahami apa itu iman..
2. Mengetahui sifat-sifat Allah SWT.
3. Memahami Konsep Beriman Kepada Allah.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
1. Iman
Iman bentuk masdar atau kata kerja dari amana yu’minu yang berarti percaya, setia, aman, melindungi, dan menempatkan (sesuatu) pada tempat yang aman. Iman diuraikan dalam Sabda nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Imam Bukhari Sebagai berikut, “ Iman adalah engkau percaya kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitrab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hHari Kebangkitan, dan kada (peraturan) dan kadar atau kuasa-Nya.” Orang yang beriman disebut mukmin.
Iman Merupakan kunci keislaman seseorang yang dalam perwujudannya disimbolkan dengan pengucapan dua kalimat syahadat (persaksian bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah Utusan Allah). Iman tidak ada artinya tanpa amal saleh dan amal saleh akan sia-sia jika tidak dilandasi dengan iman.
Alquran mengenmukakan ciri-ciri atau sifat orang beriman dalam surat Al Mu’minun ayat 1-9 :

Artinya :
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
4. dan orang-orang yang menunaikan zakat,
5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.
7. Barangsiapa mencari yang di balik ituMaka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas.
8. dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
9. dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.

2. Iman Kepada Allah SWT.
Secara kebahasaan, kata Allah sangat mungkin bersala dari kata al-Ilãh. Kata itu mungkin pula berasal dari Aramea, Alaha yang artinya Allah. Kata Ilãh (Tuhan yang disembah) dipakai untuk semua yang dianggap sebagai Tuhan atau Yang Maha Kuasa. Dengan penamabahan huruf alif lam didepannys sebagai kata sandang tertentu, maka kata Allah dari kata al-Ilah dimaksudkan sebagai nama Zat Yang Maha Kuasa, dan Pencipta Alam Semesta. Kata Allah adalah satu-satunya ism ‘alam atau kata yang menunjukkan nama yang sipakai bagi Zat Yang Maha Suci. Nama-nama lain sekaligus mengacu pada sifat-sifat-Nya jika menunjukkan kealamanan Zat Allah, seperti al-‘Aziz atau Yang Maha Perkasa, artinya Allah mempunyai sifat perkasa .
Mengenal Allah merupakan pilar utama dalam semua ajaran Islam. Tanpa pengetahuan tersebut, setiap perebuatan dalam Islam tidak punya nilai hakiki sama sekali.
Adapun pokok pangkal agama adalah makrifat tentang Allah. Namun tidak akans empurna makrifat tentang-Nya kecuali dengan pembenaran terhadap-Nya. Tidak sempurna pembenaran tampa tauhid dan keiklasan kepada-Nya, tidak sempurna pembenaran tanpa keiklasan, tidak sempurna keiklasan tanpa penafian segala sifat dari-Nya. Karena setiap “sifat” berlainan dengan “yang disifatkan” dan setiap “yang disifatkan” bukan persamaan dari “sifat yang Menyertainya”.
Suatu kepercayaan hanya bisa diyakinkan kebenarannya jika tidak bertentangan dengan akal pikiran. Walau akal manusia tidak dapat mengetahui semua rahasia disekitar roh dan ketuhanan, namun bagian-bagian yang dapat dipahami dari ciptaan Tuhan haruslah tidak bertentangan dengan hukum akal.

B. WUJUD ALLAH SWT.
Beriman bahwa Allah itu ada adalah iman yang paling utama. Jika seseorang sudah tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, maka sesungguhnya orang itu dalam kesesatan yang nyata.
Kemampuan manusia untuk melihat warna hanya terbatas pada beberapa frekuensi tertentu, demikian pula suara. Terkadang sinar yang amat menyilaukan bukan saja tak dapat dilihat, tapi dapat membutakan manusia. Demikian pula suara dengan frekuensi dan kekerasan tertentu selain ada yang tak bisa didengar juga ada yang mampu menghancurkan pendengaran manusia. Jika untuk mengetahui keberadaan ciptaan Allah saja manusia sudah mengalami kesulitan, apalagi untuk mengetahui keberadaan Sang Maha Pencipta.
Ada jutaan orang yang mengatur lalu lintas jalan raya, laut, dan udara. Mercusuar sebagai penunjuk arah di bangun, demikian pula lampu merah dan radar. Menara kontrol bandara mengatur lalu lintas laut dan udara. Sementara tiap kendaraan ada pengemudinya. Bahkan untuk pesawat terbang ada Pilot dan Co-pilot, sementara di kapal laut ada Kapten, juru mudi, dan lain-lain. Toh, ribuan kecelakaan selalu terjadi di darat, laut, dan udara. Meski ada yang mengatur, tetap terjadi kecelakaan lalu lintas.
Sebaliknya, bumi, matahari, bulan, bintang, dan lain-lain selalu beredar selama milyaran tahun lebih (umur bumi diperkirakan sekitar 4,5 milyar tahun) tanpa ada tabrakan. Selama milyaran tahun, tidak pernah bumi menabrak bulan, atau bulan menabrak matahari. Padahal tidak ada rambu-rambu jalan, polisi, atau pun pilot yang mengendarai. Tanpa ada Tuhan yang Maha Mengatur, tidak mungkin semua itu terjadi. Semua itu terjadi karena adanya Tuhan yang Maha Pengatur. Allah yang telah menetapkan tempat-tempat perjalanan (orbit) bagi masing-masing benda tersebut. Jika kita sungguh-sungguh memikirkan hal ini, tentu kita yakin bahwa Tuhan itu ada.
Dalam Al Qur’an, Allah menjelaskan bahwa Dialah yang menciptakan langit, bintang, matahari, bulan, dan lain-lain :

Artinya : tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.(Q.S.Yasin :40)

Bagi seorang mukmin, perasaan batin atau fitrah adalah dalil yang pertama sekali atas wujud Allah SWT. Adapun para ahli ilmu pengetahuan yang baru merasa puas dengan dalil tentang wujud-Nya.
1. Dalil Kejadian
Dalil ini lahir dari perhatian dan penyaksian terhadap seluruh kejadian alam raya yang akhirnya mengarahkan pikiran pada kesimpulan bahwa tidak ada sesuatu pun di alam raya ini terjadi dengan sendirinya, pasti adal yang menjadikan. Yaitu Allah SWT.
2. Dalil Peraturan dan Pemeliharaan
Dari pengamatan yang cermat terhadap segala yang ada dilangit dan dibumi yang mengantarkan pengetahuan manusia untuk menyaksikan keteraturan dan keterpeliharaan di dalamnya. Hal ini memastikan manusia dalam pikiran akan wujud yang bertindak sebagai pengatur dan pemelihara yaitu Allah SWT.
3. Dalil Gerak
Hal ini tercetus karena hukum yang dijumpai pada benda-benda alam mengakibatkan pikiran manusia mengakui adanyua wujud hukum gerak tersebut. Yaitu Allah SWT.
4. Dalil Kejadian
Alam yang mustahil terjadi dengan sendirinya, sebelumnya tidak ada atau adam, kemudian ada atau wujud dan akhirnya habis atau fana. Hal ini membawa pikiran kepada keharusan mengakui adanya wujud yang menguasai dan menciptakan proses tersebut, yaitu Allah SWT.

C. TAUHIDDULLAH SWT
Ilmu Tauhid (Aqidah/Iman) adalah hal yang paling penting yang harus dipelajari setiap Muslim. Bahkan harus dipelajari lebih dulu sebelum kita mempelajari/melakukan ibadah seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya. Bagaimana kita bisa tergerak untuk melakukan ibadah jika dalam hati kita tidak ada iman? Bagaimana kita bisa ikhlas dan khusyuk beribadah jika kita tidak tahu/tidak yakin akan Allah dan sifat-sifatNya?
Pada Ilmu Tauhid ini diasumsikan orang belum memiliki iman yang kuat kepada Allah, apalagi Al Qur’an. Oleh karena itu dalilnya pun yang pertama dipakai adalah dalil Akal/Logika (Aqli). Setelah beriman, baru dalil Naqli (Al Qur’an) dikemukakan. Pada ilmu tentang Iman, maka Akal harus digunakan. Ada pun jika sudah beriman dan mengenai fiqih misalnya kenapa kalau kentut bukan (maaf) pantat yang dibasuh, tapi harus mencuci anggota badan lainnya, maka dalil Naqli (Al Qur’an dan Hadits) yang harus dipakai. Pada Tauhid, Aqli harus dipakai. Pada Fiqih, Naqli yang dipakai.
Karena itulah Allah dalam Al Qur’an juga kerap menggunakan dalil Akal/Logika kepada kaum yang kafir atau imannya masih lemah. Hanya orang yang berakal saja yang dapat pelajaran.
Firman Allah SWT :
7. Dia-lah yang menurunkan Al kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, Itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (Q.S. Al Imran :7)

Esensi iman Kepada Allah SWT adalah tauhid yaitu mengesakan-Nya, baik dalam zat, Asma, Was-Shiffat maupyn af’al (perbuatan)-Nya.
Secara sederhana Tauhid dapat dibagi kedalam tiga tingkatan yaitu :
1. Tauhid Rububiyah (Mengimani Allah SWT sebagi satu-satunya Rabb)
Secara etimologis kata Rabb mempunyai banyak arti. Antara lain menumbuhkan, memelihara, memperbaiki. Dengan arti tersebut, maka Allah SWT adalah satu-satunya Zat yang menciptakan, memberi rezki, mengelola.
Allah Berfirman Dalam surat Al-Baqarah : 21 :
Artinya : Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. (Q.S. Al- baqarah :21)
2. Tauhid Mulkiyah
Kata Malik dapat diartikan sebagai raja. Dalam pengertian ini, Allah SWT sebagai Rabb, yang memiliki alam semesta adalah raja dan pemilik dari alam semesta tersebut.

Artinya : Tiadakah kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan Allah? dan tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun seorang penolong. (Q.S. Al Baqarah : 107)

3. Tauhid Ilahiyah
Ilahiyah memiliki arti tentram, tenang, lindungan. Semua kata-kata ini relevan dengan sifat-sifat dan kekhususan Allah SWT. Hal ini yang dinyatakan dalam Al Quran dalam surat Ar Ra’du 28 :
Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Q.S. Ar Ra’du : 28)

Jadi tauhid Illahiyah adalah mengimani Allah SWT sebagai satu-satunya Al Ma’bud (yang disembah) . Allah Menerangkan dalam kitabnya :
Artinya : Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku. (Q.S. Thaha :14)
D. ASMA-ASMA ALLAH
Setiap nama Allah SWT yang lain pasti mengandung sifat yang berkaitan dengan nama dan keluhuran Allah SWT. Melalui wahyu-Nya yang disampaikan rasul-Nya tentang nama-nama-Nya. Nama-nama Allah itu disebutkan didalam Al Quran dengan al-Asma’ Al Husna Yang berarti nama-nama yang baik. Al Quran menyebut 99 nama atau sifat Allah .
Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa “Sesungguhnya ALLAH mempunyai sembilan puluh sembilan nama, yaitu seratus kurang satu. Barangsiapa menghitungnya, niscaya ia masuk surga. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Sembilan puluh sembilan Asmaul Husna ini menggambarkan sifat-sifat Allah SWT. Allah Berfirman :
Artinya : Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang baik), (Q.S. Thaha :8)

Sebutlah nama-nama ALLAH, dalam setiap zikir dan doa kita. Jika kita memohon diberi petunjuk, sebutlah nama Al-Hâdi (Maha Pemberi Petunjuk). Jika kita mohon diberi sifat kasih sayang, sebutlah nama Ar-Rahmân (Maha Pengasih). Semoga doa kita akan semakin makbul. anjuran untuk menggunakan Asmaul Husna dalam berzikir dan berdoa, diterangkan oleh ALLAH SWT dalam Al-Quran.

Artinya : Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. nanti mereka akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. Q.S. Al- Araaf : 180)


99 Asma Allah tersebut Adalah :

No Nama Arti Antara lain
terdapat dalam
1 ar-Rahmaan Yang Maha Pemurah Al-Faatihah: 3
2 ar-Rahiim Yang Maha Pengasih Al-Faatihah: 3
3 al-Malik Maha Raja Al-Mu'minuun: 11
4 al-Qudduus Maha Suci Al-Jumu'ah: 1
5 as-Salaam Maha Sejahtera Al-Hasyr: 23
6 al-Mu'min Yang Maha Terpercaya Al-Hasyr: 23
7 al-Muhaimin Yang Maha Memelihara Al-Hasyr: 23
8 al-'Aziiz Yang Maha Perkasa Aali 'Imran: 62
9 al-Jabbaar Yang Kehendaknya Tidak Dapat Diingkari Al-Hasyr: 23
10 al-Mutakabbir Yang Memiliki Kebesaran Al-Hasyr: 23
11 al-Khaaliq Yang Maha Pencipta Ar-Ra'd: 16
12 al-Baari' Yang Mengadakan dari Tiada Al-Hasyr: 24
13 al-Mushawwir Yang Membuat Bentuk Al-Hasyr: 24
14 al-Ghaffaar Yang Maha Pengampun Al-Baqarah: 235
15 al-Qahhaar Yang Maha Perkasa Ar-Ra'd: 16
16 al-Wahhaab Yang Maha Pemberi Aali 'Imran: 8
17 ar-Razzaq Yang Maha Pemberi Rezki Adz-Dzaariyaat: 58
18 al-Fattaah Yang Maha Membuka (Hati) Sabaa': 26
19 al-'Aliim Yang Maha Mengetahui Al-Baqarah: 29
20 al-Qaabidh Yang Maha Pengendali Al-Baqarah: 245
21 al-Baasith Yang Maha Melapangkan Ar-Ra'd: 26
22 al-Khaafidh Yang Merendahkan Hadits at-Tirmizi
23 ar-Raafi' Yang Meninggikan Al-An'aam: 83
24 al-Mu'izz Yang Maha Terhormat Aali 'Imran: 26
25 al-Mudzdzill Yang Maha Menghinakan Aali 'Imran: 26
26 as-Samii' Yang Maha Mendengar Al-Israa': 1
27 al-Bashiir Yang Maha Melihat Al-Hadiid: 4
28 al-Hakam Yang Memutuskan Hukum Al-Mu'min: 48
29 al-'Adl Yang Maha Adil Al-An'aam: 115
30 al-Lathiif Yang Maha Lembut Al-Mulk: 14
31 al-Khabiir Yang Maha Mengetahui Al-An'aam: 18
32 al-Haliim Yang Maha Penyantun Al-Baqarah: 235
33 al-'Azhiim Yang Maha Agung Asy-Syuura: 4
34 al-Ghafuur Yang Maha Pengampun Aali 'Imran: 89
35 asy-Syakuur Yang Menerima Syukur Faathir: 30
36 al-'Aliyy Yang Maha Tinggi An-Nisaa': 34
37 al-Kabiir Yang Maha Besar Ar-Ra'd: 9
38 al-Hafiizh Yang Maha Penjaga Huud: 57
39 al-Muqiit Yang Maha Pemelihara An-Nisaa': 85
40 al-Hasiib Yang Maha Pembuat Perhitungan An-Nisaa': 6
41 al-Jaliil Yang Maha Luhur Ar-Rahmaan: 27
42 al-Kariim Yang Maha Mulia An-Naml: 40
43 ar-Raqiib Yang Maha Mengawasi Al-Ahzaab: 52
44 al-Mujiib Yang Maha Mengabulkan Huud: 61
45 al-Waasi' Yang Maha Luas Al-Baqarah: 268
46 al-Hakiim Yang Maha Bijaksana Al-An'aam: 18
47 al-Waduud Yang Maha Mengasihi Al-Buruuj: 14
48 al-Majiid Yang Maha Mulia Al-Buruuj: 15
49 al-Baa'its Yang Membangkitkan Yaasiin: 52
50 asy-Syahiid Yang Maha Menyaksikan Al-Maaidah: 117
51 al-Haqq Yang Maha Benar Thaahaa: 114
52 al-Wakiil Yang Maha Pemelihara Al-An'aam: 102
53 al-Qawiyy Yang Maha Kuat Al-Anfaal: 52
54 al-Matiin Yang Maha Kokoh Adz-Dzaariyaat: 58
55 al-Waliyy Yang Maha Melindungi An-Nisaa': 45
56 al-Hamiid Yang Maha Terpuji An-Nisaa': 131
57 al-Muhshi Yang Maha Menghitung Maryam: 94
58 al-Mubdi' Yang Maha Memulai Al-Buruuj: 13
59 al-Mu'id Yang Maha Mengembalikan Ar-Ruum: 27
60 al-Muhyi Yang Maha Menghidupkan Ar-Ruum: 50
61 al-Mumiit Yang Maha Mematikan Al-Mu'min: 68
62 al-Hayy Yang Maha Hidup Thaahaa: 111
63 al-Qayyuum Yang Maha Mandiri Thaahaa: 11
64 al-Waajid Yang Maha Menemukan Adh-Dhuhaa: 6-8
65 al-Maajid Yang Maha Mulia Huud: 73
66 al-Waahid Yang Maha Tunggal Al-Baqarah: 133
67 al-Ahad Yang Maha Esa Al-Ikhlaas: 1
68 ash-Shamad Yang Maha Dibutuhkan Al-Ikhlaas: 2
69 al-Qaadir Yang Maha Kuat Al-Baqarah: 20
70 al-Muqtadir Yang Maha Berkuasa Al-Qamar: 42
71 al-Muqqadim Yang Maha Mendahulukan Qaaf: 28
72 al-Mu'akhkhir Yang Maha Mengakhirkan Ibraahiim: 42
73 al-Awwal Yang Maha Permulaan Al-Hadiid: 3
74 al-Aakhir Yang Maha Akhir Al-Hadiid: 3
75 azh-Zhaahir Yang Maha Nyata Al-Hadiid: 3
76 al-Baathin Yang Maha Gaib Al-Hadiid: 3
77 al-Waalii Yang Maha Memerintah Ar-Ra'd: 11
78 al-Muta'aalii Yang Maha Tinggi Ar-Ra'd: 9
79 al-Barr Yang Maha Dermawan Ath-Thuur: 28
80 at-Tawwaab Yang Maha Penerima Taubat An-Nisaa': 16
81 al-Muntaqim Yang Maha Penyiksa As-Sajdah: 22
82 al-'Afuww Yang Maha Pemaaf An-Nisaa': 99
83 ar-Ra'uuf Yang Maha Pengasih Al-Baqarah: 207
84 Maalik al-Mulk Yang Mempunyai Kerajaan Aali 'Imran: 26
85 Zuljalaal wa al-'Ikraam Yang Maha Memiliki Kebesaran serta Kemuliaan Ar-Rahmaan: 27
86 al-Muqsith Yang Maha Adil An-Nuur: 47
87 al-Jaami' Yang Maha Pengumpul Sabaa': 26
88 al-Ghaniyy Yang Maha Kaya Al-Baqarah: 267
89 al-Mughnii Yang Maha Mencukupi An-Najm: 48
90 al-Maani' Yang Maha Mencegah Hadits at-Tirmizi
91 adh-Dhaarr Yang Maha Pemberi Derita Al-An'aam: 17
92 an-Naafi' Yang Maha Pemberi Manfaat Al-Fath: 11
93 an-Nuur Yang Maha Bercahaya An-Nuur: 35
94 al-Haadii Yang Maha Pemberi Petunjuk Al-Hajj: 54
95 al-Badii' Yang Maha Pencipta Al-Baqarah: 117
96 al-Baaqii Yang Maha Kekal Thaahaa: 73
97 al-Waarits Yang Maha Mewarisi Al-Hijr: 23
98 ar-Rasyiid Yang Maha Pandai Al-Jin: 10
99 ash-Shabuur Yang Maha Sabar Hadits at-Tirmizi
Sumber http://islam.elvini.net/allah.cgi?asmaulhusna

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Iman kepada Allah merupakan pokok utama dari Rukun Iman. Tetapi setiap muslim mengakui adanya Allah itu haruslah dengan dibenarkan oleh akalnya dan diyakinkan oleh hatinya dan tidaklah dengan taklid buta (nebgejor) saja. Mengenal Allah adalah pilar utama dalam semua ajaran Islam.
Sifat Allah itu banyak/tidak terhitung. Namun seandainya ditulis 1 juta, 1 milyar, atau 1 trilyun, tentu kita tidak akan sanggup. Kita bisa mempelajari sifat Allah lainnya dalam Ama’ul Husna (99 Nama Allah yang Baik)

DAFTAR PUSTAKA

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam. PT. Ikrar Mandiri Abadi. Jakarta. 2001.
Yasin T Al-Jibouri. Beriman Pada 99 Asma Allah Iktiar Menuju Akhlak Ilahi. Alhuda. Jakarta. 2003.
Drs. Yunahar Ilyas, LC. Kuliah Aqidah Islam.Yogyakarta. LPPI.
Drs. Mustafa Kamal pasha. Akidah Islam. Citra Karsa Mandiri. Yogjakarta. 2003
http://islam.elvini.net/allah.cgi?asmaulhusna
http://media-islam.or.id/2007/09/06/bukti-tuhan-itu-ada/
http://media-islam.or.id/2009/11/08/tauhid-20-sifat-sifat-allah-yang-penting-dan-wajib-kita-ketahui/

My Blog List

Label

Column 1

Search This Blog

Clik Aqui

Publicidade

Translate

E-mail - Pedido

my friends

naldo hatake

Nosso Freed

About Me

naldo hatake
Lihat profil lengkapku

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

Label

Label

Label

Label